Senin, 12 April 2021

Terlilit Utang Proyek Mangkrak dari China Senilai Rp14,5 Triliun, Montenegro Mengemis


Terlilit Utang Proyek Mangkrak dari China Senilai Rp14,5 Triliun, Montenegro Mengemis Gara-gara proyek jalan raya yang tidak selesai, Montenegro harus membayar utang Rp14,5 triliun ke China dan minta bantuan pada Uni Eropa. /Pixabay/Pexels


Montenegro meminta bantuan Uni Eropa (UE) untuk membayar pinjaman China, untuk proyek jalan raya yang tidak diselesaikan alias mangkrak.
Pinjaman sebesar 1 miliar dolar AS (Rp14,5 triliun) tersebut dinilai membahayakan negara kecil anggota Uni Eropa di barat Balkan tersebut.
Kisah tentang proyek jalan dan jembatan yang dibangun oleh China Road and Bridge Corporation dan tidak pernah rampung itu merupakan bagian dari perjuangan geopolitik yang lebih besar untuk mempengaruhi tepian Uni Eropa.
Oleh karena itu, tanggapan kantor pusat UE di Brussel terhadap permintaan terkait proyek yang sejak dulu dianggap tidak layak milik Montenegro ini akan turut membentuk hubungan blok Uni Eropa dengan kawasan Balkan.

“Montenegro cukup kecil, sehingga harusnya menjadi keputusan yang mudah bagi UE untuk membantu mengajukan pinjaman,” ujar Menteri Keuangan Montenegro, Milojko Spajic, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Financial Times, Senin 12 April 2021.
Dia menambahkan bahwa hal ini akan menjadi kemenangan yang kecil, tetapi mudah bagi Uni Eropa, dan mengibaratkannya sebagai ‘buah yang tergantung rendah’.
Sementara, analis kebijakan luar negeri untuk dana bagi keunggulan politik Belgrade Serbia, Stefan Vlacacat Vlje mengatakan hal ini merupakan kali pertama negara Balkan memerangi pengaruh China yang terus meningkat.
“Kami belum mendengar bahwa seseorang meminta Brussel secara terang-terangan, untuk memerangi ini bersama-sama,” ucapnya.
Montenegro membuat negara lain mengangkat alis saat menandatangani perjanjian dengan Bank Exim China pada tahun 2014, untuk membiayai 85 persen proyek jalan raya melalui pinjaman senilai hampir 1 miliar dolar AS (Rp14,5 triliun).
Seperempat panjang total jalan atau 41 kilometer bagian pertama bernilai 20 juta Euro (Rp347,9 miliar), dan menjadikan jalan tersebut sebagai salah satu jalan raya termahal per kilometer di dunia.
“Untuk infrastruktur yang kini kami andalkan dari China, situasi ini didramatis dari sudut pandang geopolitik. Kami harus menghubungkan diri kami lebih dekat dengan sekutu Uni Eropa, dan perlu sejalan dengan ekonomi,” tutur Milojko Spajic.
Untuk rekonstruksi dan pembangunan, Pemerintah Montenegro akan mencari bantuan keuangan dari berbagai organisasi barat, termasuk Komisi Eropa, Bank Investasi Eropa, dan Bank Eropa.
Uni Eropa pun telah menunjukkan kesediaan untuk membantu, tetapi seorang pejabat komisi mengatakan akan sulit untuk menemukan instrumen keuangan yang tepat.
“Secara politik kami ingin membantu, tetapi ukuran pinjaman tidak proporsional dengan ukuran ekonomi, sehingga mekanisme belum jelas,” ucap pejabat komisi tersebut.
China memiliki seperempat utang Montenegro, dan meski berbagai penundaan besar dalam pembangunan jalan raya, pembayaran pertama jatuh tempo pada bulan Juli 2021 mendatang.

Jika Montenegro tidak dapat membayar saat jatuh tempo, China diberikan hak untuk mengakses pulau Montenegro sebagai jaminan yang tertera dalam persyaratan kontrak.***

Sumber : 
Previous Post
Next Post

0 komentar: